Dukung Upaya Penanggulangan Stunting, Dinkes Kota Banjarmasin Gelar Pelatihan Komunikasi Antar Pribadi bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas 

jelajahkalimantannews.com,  Banjarmasin – Stunting merupakan kondisi gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gin dalam waktu yang lama. Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dari sulitnya akses terhadap makanan yang bergizi dan aman, rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai gizi sejak 1000 hari pertama kehidupan, hingga tingginya tingkat pernikahan di bawah umur.

Salah satu strategi untuk menurunkan stunting adalah dengan melaksanakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) Metode KAP ini bertujuan untuk menyusun pesan kunci, dengan pendekatan komunikasi menggunakan saluran komunikasi yang paling sesuai dengan konteks lingkungan masyarakat tersebut. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, masyarakat lebih bisa menerima pesan ajakan untuk merubah perilaku yang dapat mencegah stunting

Kegiatan Pelatihan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas dalam Percepatan Pencegahan Stunting di Indonesia 2023 tersebut dilaksanakan di Hotel Roditha Banjarmasin dari tanggal 5-7 Juli 2023.

Kegiatan dibuka Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Banjarmasin Dr. M. Ramadhan S.E., M.E, AK, CA.

Untuk menjangkau sasaran perubahan perilaku di seluruh daerah, diperlukan dukungan peningkatan kapasitas tenaga fasilitator yang memadai, sesuai fungsi dan perannya, baik di pusat maupun daerah diharapkan dapat:

1. IHT-KAP ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan petugas dalam mengedukasi masyarakat sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran, dan dengan mempertimbangkan konteks budaya dan kearifan lokal

2. Harapannya petugas dapat mempraktikkan metode komunikasi antar pribadi, sehingga dapat menyampaikan pengetahuan mengenai stunting dengan efektif seperti perilaku prioritas percepatan pencegahan stunting yaitu konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu hamil dan remaja, ibu melakukan pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA) secara tepat, melakukan inisiasi menyusu dini (IMD), memberi asi eksklusif pada hayi 0-6 bulan, memberi makanan pendamping ASI dan makanan lokal dengan terus memberi ASI hingga anak berusia 2 tahun. Selain itu dari segi sanitasi yaitu penggunaan jamban sehat dan cuci tangan pakai sabun juga sangat penting untuk dilakukan

Pelaksanaan KAP dapat memudahkan penyampaian pesan kepada masyarakat, dan masyarakat dapat menerima dan melakukan perubahan perilaku yang diinginkan, dan dengan demikian upaya tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian percepatan penurunan prevalensi stunting Balita sesuai target yang ditetapkan pada tahun 2024. (Nd)

 

No plagiat